Serba Serbi Imlek

28 January 2016

Sebentar lagi masyarakat Tionghoa akan menyambut hari raya Imlek, yang jatuh tanggal 8 Februari 2016. Imlek sesungguhnya merupakan perayaan menyambut musim semi yang berkaitan erat dengan prinsip kemakmuran. Disebut kemakmuran karena pada musim semi ini pula musim panen datang.

            Di Indonesia, tahun baru Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keppres No 19/2002 dan mulai dirayakan sebagai hari libur nasional sejak tahun 2003. Selain di Indonesia, tahun baru Imlek juga merupakan hari libur nasional di Brunei, Filipina, Korea, Malaysia, Mauritius, Singapura, Tiongkok, Thailand dan Vietnam.

            Dalam menyambut hari raya Imlek ini pastinya membutuhkan banyak persiapan, seperti:

  1. Mudik
  2. Bersih-bersih (大扫除 dà săo chú)
  3. Belanja (办年货bàn nián huò)

Selain tiga kegiatan di atas, rakyat Tionghoa juga memasang 春练(chūn lián), 喜迎新春(xĭ yíng xīn chūn),  tulisan yang sering ditempel di tembok dan pintu yang berarti menyambut datangnya musim semi.

Kalau ingat perayaan Imlek, pasti langsung ingat pertunjukan barongsai. Pertunjukan barongsai diiringi dengan musik yang keras dan memekakkan telinga, karena dipercaya musik keras dari pertunjukan barongsai ini dapat mengusir hantu jahat yang memakan manusia pada tahun baru Imlek.

Selain pertunjukan barongsai, hal yang paling dinanti terutama oleh anak-anak kecil adalah pemberian angpao, yang dalam bahasa Mandarinnya红包hóngbāo. Dinamakan angpao karena amplopnya berwarna merah, dan merah merupakan warna keberuntungan bagi warga Tionghoa. Biasanya orang-orang tua akan memberikan angpao kepada mereka yang lebih muda atau belum menikah. Biasanya nominal yang diberikan selalu diawali atau diakhiri dengan angka delapan, karena angka delapan merupakan angka keberuntungan bagi warga Tionghoa.

Ketika Imlek, pasti di rumah-rumah dan restoran menyediakan berbagai macam makanan khas Imlek. Ada kue keranjang, mie panjang umur, pia, manco/mauco/lauwa, kue bulan, arak, kue lapis, masakan yang menggunakan tiram, lobak, ikan, ayam, bebek, jeruk mandarin, dan manisan kolang-kaling.

  1. Kue Keranjang

Kue keranjang menjadi kue wajib yang ada di ruang tamu atau disajikam. Kue Keranjang atau dalam Bahasa Cina disebut Nian Gao (年糕). Mengapa disebut Kue Keranjang karena bentuk wadah cetakannya yang berbentuk keranjang. Kue keranjang sendiri terbuat dari tepung ketan dan gula merah yang dicampur air; setelah itu diaduk hingga kental lalu dicetak dan dikukus. Kue ini bertekstur yang kenyal dan lengket serta berbentuk bulat yang bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek dapat terus bersatu, rukun dan memiliki tekad yang bulat dalam menghadapi tahun yang akan datang. Kue keranjang ini lengket di gigi, bertujuan agar Dewa Dapur susah untuk berbicara kepada Dewa Langit karena mulutnya lengket setelah memakan kue keranjang ini.

 

  1. Mie Panjang Umur

           

            Setiap Imlek, warga Tionghoa memasak mie dan memakannya tanpa putus, hal ini sebagai simbol harapan dirinya dapat panjang umur. Namun, tidak salah pula bila kita memakan mie dan tiba-tiba memutusnya, sebab umur seseorang dapat saja berhenti secara tiba-tiba.

     3. Manco/Mauco/Lauwa

            Kue yang selalu tersedia pada saat Imlek salah satunya adalah kue Manco, atau kadang dissebut Mauco atau Lauwa. Kue ini terbuat dari tepung ketan yang diatasnya ditaburi wijen, rasanya renyah namun sedikit lengket dan tentu saja manis.

     4. Arak Tu Su

            Menurut legenda, arak herbal ini dipopulerkan oleh tabib Sun Simiao. Adapun nama ”Tu Su”, konon diambil dari rumah tabib Sun yang beratapkan ilalang. (Tu Su berarti atap ilalang). Arak ini merupakan jenis arak obat yang selalu diminum pada perayaan tahun baru Imlek.

 

Naskah: Ruth Winda

Foto: Berbagai sumber.